Dukun AS dieksekusi...
ISTILAH "eksekusi" dalam dunia desain grafis berarti menyelesaikan proses akhir dari pembuatan desain kreatif. Tapi eksekusi yang akan diterima oleh Dukun AS beda lagi. Berdasarkan prediksi wartawan, Dukun AS bakalan menghadapai polisi bersenjata api.
SIAPA itu Dukun AS? Menurut salah satu situs berita di internet, Dukun AS atau Ahmad Suradji alias Datuk adalah terpidana mati dalam kasus pembunuhan 42 wanita antara tahun 1984 dan 1994 di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Busyet!! beneran tuh? Dukun beneran apa dukun-dukunan?
Tentang Gambar:
Sepenuhnya dikerjakan dengan Macromedia Freehand MX. Infografis di atas saya buat semalam, memakan waktu sekitar satu jam mulai dari tracing sampai dengan pengaturan komposisinya.
HOBI mengkritik? atau sekedar ingin menyampaikan sesuatu tentang eksekusi ini? saya persilakan. Pencerahan selalu saya butuhkan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
25 blogger komat-kamit:
thats scary. a dukun bunuh 42 women. Mau di apanya semua wanita2 itu. huhu. i don't really understand why dukun have to do that.
the picture: untuk surat khabar ya?
parah ya. kok bisa baru di eksekusi sekarang. gua kira nich kasus dah kelar
Dukun AS yg jaman dulu itu ya.
ckckcck bukannya dipenajra seumur idup
Robot gedek apa kabar ya
EKSEKUSI? aku jadi inget waktu pertama kali ketemu bpk Antown di Workshop Desain Grafis di Surabaya beberapa tahun lalu. Seorang pemateri bilang, TIDAK ADA IDE YG JELEK, SEMUANYA BAGUS, YANG PENTING ADALAH EKSEKUSINYA! bnr ga, bos?
Sblmnya aku juga punya IDE (keinginan) utk jadi desainer grafis. Tapi, mungkin EKSEKUSINYA yg kurang tepat, jadi aku blm bisa mengikuti jejak bpk Antown yg semakin yahud aja coretan2nya... hehehe...
iya iya, waktu itu saya liat tuh di koran.. kalo ga salah eksekusinya kemarin y? hmm.. kok proses hukumnya lama bener. apa mungkin mereka dikasih waktu dulu buat tobat? hhe
kalo ilustrasinya sosok dukun AS ditutup matanya dan di depannya berdiri beberapa penembak, gimana town? terlalu vulgar ga?
bro..mampir pertama kali nih..bukan mo kasi kritik ato saran..
cm mo ngucapin makasi da kasi ucapan met ultah..he.he..
sukses juga buatmu..
ya ampun, kirain udah. ternyata masih diberikan kesempatan menghirup udara 10 tahunan setelah ketangkep ya?
ew... bunuh 42 orang? wow... dosanya numpuk abis deh..
kesian juga si dukun as itu, maafin aja. dipenjara selama 10 thn dengan dihantui bayangan akan mati didepan regu tembak saya rasa udah cukup menyiksa.
baru bunuh 42 orang, lha wong aktor intelektual pembantaian masal ratusan ribu jiwa pasca 1966- juga dimaafkan kq :p (provokator mode: ON) xixixi..
sepertinya grafis di atas untuk kebutuhan infografis koran ya?
akir tulisan itu justeru memberikan pertanyaan yang tampaknya justeru membingungkan pembaca. akan lebih baik lagi jika dijelaskan kenapa disebut "dukun" apakah itu memang dukun sesungguhnya atau hanya sebuah nama atau julukan atau apa. seperti hal kata eksekusi yang dijelaskan di atas, dari sisi ilmu desain/seni juga sisi term soal hukum. nah demikian juga halnya dengan kata dukun itu, lebih baik dijelaskan.
ini dukun as yg sama kejamnya dg alm robot gedek itu ya?
kalo pak tino bilang, gambarnya "bagus...bagus"
emang dulunya murid pak tino sidin???
bagusss oiiii gambarnya...
ttg dukun AS, dia udah di eksekusi kan?
dihukum mati saja secepatnya.. sepuluh taun sudah dimaafkan itu sama Tuhan, tp kalo sama keluarga yg dtinggalkan, wah belum tentu tmaafkan.. jadi ya tetep dosa..
aduh kok mbahas dosa sih.. hare gene geto looooh...
ndop.co.cc
weks..dukun AS? masih ada toh?
udah lama ga denger kabar ini.
emang kapan eksekusinya?
waduh syerem
eksekusi??? bunuh 42 wanita..
lebih parah dari JTR (jack the ripper)...
ckckckckck...
assalamualaikum,
gilingan dukunnya, hr gini msi pcaya dukun hehehe.
Ttg gbrnya ttg eksekusi ya ton, bikin kyak di story board aj ton, perdikit kalimatnya pasti lebih menarik org utk mengetahui beritany
@pupu: yer, itu untuk surat khabar harian di Indonesia
@bayu: kita (baca: rakyat) sering kehilangan informasi, atau mungkin karena negara ini kebanyakan masalah ya?
@chatoer: semoga gak ada robot lanjutan deh. Si Sumanto aja kabarnya belom sembuh
@fahmi: ente masih ingat aja masa lalu itu hehehe
@Tamie: ada kok gambar/foto dukun as sedang di ats sajadah, tahu kan ngapain?
@dee: vulgar itu dee, itu kelasnya koran kuning menurut saya
@mike: amien...., makasih ya. salam kreatif!!
@raie: sepuluh tahun yang lalu berarti saat kita masih baru lulus SD gitu?!
@paams: mungkin buat ritual kali ya?
@brainwashed: entahlah, carut marut negeri ini belum juga habis. Satu hilang, satu lagi muncul
@anonymous: makasih atas masukannya ya mas/mbak. Kok nggak dipasang link nya? untuk penjelasan lebih lengkap biasanya ada di naskah koran, infografis di atas untuk memberikan sedikit gambaran kepada pembaca yang tidak sempat membaca koran terlalu lama.
@nita: weleh...weleh...sudah bagus ya
@amethys: saya ketemu pak tinosidin terakhir kalo nggak salah di depan TVRI. hmmmm... sejak kapan ya jadi muridnya?
@ndop: kamu ngerti dosa ndop? ndzofar gitu lohh...
@yusdi: iya masih ada ternyata
@nengthree: semoga cepat selesai deh urusannya. Kalo serem tutup aja mata neng :)
@Shinta: jack the ripper? hwaduuhhh...
@sha: sebenarnya sih saya sepakat sama usulanmu, sha. Tapi redaktur kasi materi segitu sih. Dan aku juga capek, sehari deadlinenya berapa grafis. huhh!!
koran kuning tu yg spt apa town? yg kaya lampu merah ya?
@dee: koran vulgar, koran yang kontennya rada sadis, perkosaan, pembunuhan, iklan obat kuat, seks dan sebagainya. Kalo nama korannya saya nggak mau nyebut ah. Kurang etis
mas eksekusinya kapan?
Hah gambar gitu ja sejam.... lama amat bro. Dr segi estetikanya juga ga ada yang menonjol jika ga maju dikatakan kurang. Trus tampilannya kaku. permainan warnanya ga maksimal serta terlihat sekali secara keseluruhan tidak direncanakan dengan matang,.... apa karena di koran bs 'asal' gini.
@anang: udah kan?
@anonymous: oke makasih, ada linknya blognya?
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda. Terima kasih.