YAKIN deh, Venus alias si mbok gak bisa lepas dari Plurk. Bersama komunitas plurker yang kebanyakan juga berstatus blogger, Venus kerap adakan kopdar. Meskipun dinilai dadakan, acara kopdar yang digelar selalu ramai dan menarik simpati plurker lain.
”Bangun tidur langsung nge-plurk. Paling istirahat sebentar kalau ngantuk, terus lanjut bisa sampai dini hari. Abis kalau sudah ngobrol itu seru banget. Apalagi kalau sudah pakai emoticonyang pisang nari-nari itu. Kita bilangnya itu pisang laknat,” kata Venus ketawa ngakak.
Mungkin si mbok patut dapat anugerah ratu plurk Jakarta. Gimana enggak, orang namanya sudah masuk koran segala. Selamat ya, mbok. Meskipun ketagihan, tapi ya jangan lupa sama blognya. Sayang kalo gak dirawat. Menurut saya sih... hehehe
Sebuah Tips Photoshop untuk Pemula
APA sih bedanya foreground dan background? Pendeknya, yang dimaksud dengan foreground adalah latar depan (obyek utama), sedangkan background adalah latar belakang. Pada gambar di atas, tampak jelas bahwa foregroundnya adalah seorang laki-laki yang membelakangi (kamera), sedangkan backgroundnya adalah bangunan industri yang tampak kabur itu.
Istilah foreground dan background juga berlaku pada photoshop. Coba Anda lihat pada toolboxnya; ada dua kotak warna hitam dan putih. Dua warna itu adalah warna foreground dan background dalam kondisi default. Kita bisa mengubahnya dengan warna lain sesuai keinginan kita. Ada beberapa pilihan mode warna yang bisa kita gunakan. Jika Anda mendesain untuk kebutuhan web atau hanya untuk di monitor saja (tanpa dicetak nantinya) maka Anda bisa memakai warna RGB. Kelebihannya, warna ini bisa menampilkan warna-warna “menyala” atau spotlight. Sedangkan Jika Anda mendesain untuk kebutuhan printing atau cetak sebaiknya anda pilih warna CMYK.
Untuk mengembalikan warna pada posisi default yaitu hitam dan putih, cukup tekan “D” pada keyboard Anda. Jika ingin memindah posisi warna hitam putih menjadi warna putih dan hitam, tekan “X” pada keyboard Anda. Mudah ‘kan??
Dengan fasilitas canggih yang disediakan photoshop, kita bisa mengedit gambar tersebut sesuai dengan keinginana kita. Bagaimana caranya? Nantikan tips selanjutnya hanya diblog ini.
Salam kreatif!!
APA sih bedanya foreground dan background? Pendeknya, yang dimaksud dengan foreground adalah latar depan (obyek utama), sedangkan background adalah latar belakang. Pada gambar di atas, tampak jelas bahwa foregroundnya adalah seorang laki-laki yang membelakangi (kamera), sedangkan backgroundnya adalah bangunan industri yang tampak kabur itu.
Istilah foreground dan background juga berlaku pada photoshop. Coba Anda lihat pada toolboxnya; ada dua kotak warna hitam dan putih. Dua warna itu adalah warna foreground dan background dalam kondisi default. Kita bisa mengubahnya dengan warna lain sesuai keinginan kita. Ada beberapa pilihan mode warna yang bisa kita gunakan. Jika Anda mendesain untuk kebutuhan web atau hanya untuk di monitor saja (tanpa dicetak nantinya) maka Anda bisa memakai warna RGB. Kelebihannya, warna ini bisa menampilkan warna-warna “menyala” atau spotlight. Sedangkan Jika Anda mendesain untuk kebutuhan printing atau cetak sebaiknya anda pilih warna CMYK.
Untuk mengembalikan warna pada posisi default yaitu hitam dan putih, cukup tekan “D” pada keyboard Anda. Jika ingin memindah posisi warna hitam putih menjadi warna putih dan hitam, tekan “X” pada keyboard Anda. Mudah ‘kan??
Dengan fasilitas canggih yang disediakan photoshop, kita bisa mengedit gambar tersebut sesuai dengan keinginana kita. Bagaimana caranya? Nantikan tips selanjutnya hanya diblog ini.
Salam kreatif!!
Terbit Senin 8 September 2008 untuk SINDO edisi JATIM
Klik sekali untuk memperbesar
Klik sekali untuk memperbesar
MENJADI seorang ilustrator di media ternyata banyak tuntutan. Berdasarkan pengalaman yang saya rasakan selama ini, ilustrator harus mengetahui banyak hal. Tidak hanya urusan visual, tapi juga soal wawasan.
Satu lagi, soal kemampuan berempati juga wajib kita miliki. Tujuannya semata-mata untuk menciptakan sebuah gambar yang dramatis. Misalnya, ketika saya hendak menggambar seorang pengemis, maka saya sebisa mungkin akan menghindari pakaian berwarna merah. Mengapa? karena merah adalah warna "wah". Faham 'kan maksud saya??! Jadi lebih pasnya untuk menggambarkan seorang pengemis, maka pakaian yang dipakai adalah pakaian kumal. Mau dilebih-lebihkan? beri aja tambalan.
Saya akan bercerita sedikit soal ilustrasi yang saya buat di atas. Awalnya, saya sempat bingung membayangkan bagaimana sih bentuk palu pemukul kaca. Untung saya punya pengalaman saat naik bus Transjakarta. Saat saya mengamati ruangan interior bus tersebut. Setiap bus selalu tersedia minimal satu palu untuk pemecah kaca. Palu ini digunakan ketika dalam kondisi darurat, misalnya kebakaran. Palu ini berbahan logam halus dengan bentuk yang simpel tapi modern. Ya, saya masih ingat sedikit-sedikit.
Lalu bagaimana ketika saya dapat tugas untuk membuat gambar/ilustrasi orang papua yang menggunakan koteka? apakah saya harus punya pengalaman juga?? Untung jaman sekarang ada internet. Saya cukup browsing dan mencari informasi gambar yang saya inginkan. Kalo perlu saya harus tahu terbuat dari bahan apa koteka tersebut. Anda punya pengalaman mengenakan koteka?
Saran dan kritik Anda sangat berharga untuk kemajuan saya dan blog ini khususnya. Blog ini telah saya daftarkan untuk kontes blog The BOB's 2008. Sebuah ajang penghargaan blog tingkat dunia. Mohon dukungannya sekalian. Jika Anda menominasikan blog ini berarti Anda mendukung anak bangsa maju ke pentas dunia.
Terima kasih
Salam kreatif!!
Karya Arif Hidayat
Terbit Senin 8 September 2008 untuk SINDO edisi SUMUT
Terbit Senin 8 September 2008 untuk SINDO edisi SUMUT
SEBUAH infografis kronologis. Lagi-lagi soal kecelakaan di Medan. Menurut pengakuan beberapa orang, katanya sih sebagian pengguna jalan di Medan banyak yang ugal-ugalan. Marka jalan dan atau rambu-rambu jalan sudah diabaikan. Wah, ternyata nggak hanya di Jakarta aja ya...
Saya suka ilustrasi di atas. Karya ini dibuat oleh Arif Hidayat, rekan kerja saya. Saya hanya membantu grafisnya--sampai final--selanjutnya dikirim ke tim layout.
Lihat dan rasakan. Betapa tarikan garisnya begitu ekspresif. Gambarnya seakan bisa berbicara sejuta kata. Fungsi ilustrasi adalah menggantikan foto. Ketika fotografer tidak bisa mengabadikan momen di lokasi langsung, maka ilustrasi yang menggantikan posisi.
Saya suka ilustrasi di atas. Karya ini dibuat oleh Arif Hidayat, rekan kerja saya. Saya hanya membantu grafisnya--sampai final--selanjutnya dikirim ke tim layout.
Lihat dan rasakan. Betapa tarikan garisnya begitu ekspresif. Gambarnya seakan bisa berbicara sejuta kata. Fungsi ilustrasi adalah menggantikan foto. Ketika fotografer tidak bisa mengabadikan momen di lokasi langsung, maka ilustrasi yang menggantikan posisi.
SAYA cuma orang biasa, hanya pemuda biasa, sama seperti orang pada umumnya. Just ordinary people bahasa Inggrisnya. Akan tetapi saya bisa menjadi tidak biasa setelah saya mempunyai semangat membara.
Semangat ini senantiasa saya jaga supaya tetap berkobar, menyala-nyala menerangi jiwa dan raga (saya dan mungkin kalian semuanya). Semoga...
Api ini bisa saja tiba-tiba redup, kemudian mati. Semuanya kemungkinan bisa terjadi jika Tuhan mengatakan "Kun Fayakuun". Maka, janganlah puji saya, jangan banggakan karya saya. Caci makilah saya. Umpatlah saya. Tamparlah saya. Agar saya sadar dan tidak terlena oleh godaan dunia yang fana.
Perjuangan demi kebenaran harus tetap ditegakkan. Teriakan lantang dan semangat melawan terhadap ketidakadilan harus kita suarakan. Kepalkan tangan. Satukan semangat kita. Hanya ada satu kata. Lawan, lawan dan lawan!!!
Semangat ini senantiasa saya jaga supaya tetap berkobar, menyala-nyala menerangi jiwa dan raga (saya dan mungkin kalian semuanya). Semoga...
Api ini bisa saja tiba-tiba redup, kemudian mati. Semuanya kemungkinan bisa terjadi jika Tuhan mengatakan "Kun Fayakuun". Maka, janganlah puji saya, jangan banggakan karya saya. Caci makilah saya. Umpatlah saya. Tamparlah saya. Agar saya sadar dan tidak terlena oleh godaan dunia yang fana.
Perjuangan demi kebenaran harus tetap ditegakkan. Teriakan lantang dan semangat melawan terhadap ketidakadilan harus kita suarakan. Kepalkan tangan. Satukan semangat kita. Hanya ada satu kata. Lawan, lawan dan lawan!!!
ISTILAH "pertama kali" dalam bahasa blog disebut pertamax (baca: pertamaks). Banyak orang berebut mendapatkan pertamax, terlebih jika si empu blog adalah orang terkenal (seleb blog) atau orang yang dikagumi banyak orang. Saya di sini tidak hendak menulis soal pertamax, tapi saya akan menulis soal "pertama kali".
Kata "pertama kali" jika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris maka berubah menjadi First. Kata "first" sendiri jika ditulis maka berubah menjadi 1st. Kata "st" posisinya tidak rata dengan angka satu, melainkan berada di atas, seperti pangkat.
Saya tidak habis pikir; betapa hebatnya Henricus--desainer logo asal Bandung--menemukan ide ini. Sungguh brilian. Kata "First Graduate" tidak ditulis "1st Graduate" tapi malah "F1rst Graduate". Simpel memang. Dia menggunakan angka satu untuk menggantikan huruf "i". Itulah sebabnya kenapa logo yang bagus dan filosofis bisa dihargai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Itu kalo di Indonesia, belum yang di luar negeri.
Henricus Kusbiantoro lebih akrab disapa dengan mas Icus. Awal karirnya bekerja sebagai desainer grafis di LeBoYe Jakarta (1996) sebelum akhirnya hijrah ke New York. Baca selengkapnya di sini dan di sini.
Belajar desain grafis meskipun rada mahal, tapi menyenangkan. Tapi kalo sudah jadi "orang", kata mahal itu akan segera tergantikan.
Kata "pertama kali" jika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris maka berubah menjadi First. Kata "first" sendiri jika ditulis maka berubah menjadi 1st. Kata "st" posisinya tidak rata dengan angka satu, melainkan berada di atas, seperti pangkat.
Saya tidak habis pikir; betapa hebatnya Henricus--desainer logo asal Bandung--menemukan ide ini. Sungguh brilian. Kata "First Graduate" tidak ditulis "1st Graduate" tapi malah "F1rst Graduate". Simpel memang. Dia menggunakan angka satu untuk menggantikan huruf "i". Itulah sebabnya kenapa logo yang bagus dan filosofis bisa dihargai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Itu kalo di Indonesia, belum yang di luar negeri.
Henricus Kusbiantoro lebih akrab disapa dengan mas Icus. Awal karirnya bekerja sebagai desainer grafis di LeBoYe Jakarta (1996) sebelum akhirnya hijrah ke New York. Baca selengkapnya di sini dan di sini.
Belajar desain grafis meskipun rada mahal, tapi menyenangkan. Tapi kalo sudah jadi "orang", kata mahal itu akan segera tergantikan.
WARNA hanya sebuah simbolik. Lalu bagaimanakah warna dalam konteks cinta? Secuil tulisan ini hendak meneropongnya dari sudut pandang desain grafis.
Lambang cinta atau kasih sayang secara universal disepakati berwarna pink atau merah. Tidak percaya? Silakan dibuktikan saat momen valentine—yang diperingati setiap tanggal 14 februari itu. Segala asesoris desain mode, kartu ucapan, poster, hingga casing handphone dianggap “lebih berbicara” jika berwarna pink atau merah. Masih ingat burung Flamingo? burung besar warna pink berleher panjang yang beberapa tahun lalu masih banyak kita temukan sebagai simbolisasi cinta.
Warna pink atau merah di sini berhubungan dengan bagaimana seorang manusia jatuh cinta dengan sesamanya. Dua warna ini mewakili soal pertemuan hati dua insan yang dilanda badai asmara.
Tapi bagi Slank, grup band yang bermarkas di Gang Potlot Jakarta Timur itu, warna cinta belum tentu pink atau merah. Dalam sebuah penggalan liriknya saya menemukan ada tulisan seperti ini; Cinta… itu putih, itu pasti, itu tinggi. Mengapa cinta justru berwarna putih?? “Cinta putih” nya Slank ini menurut hemat saya karena dilandaskan atas kemurnian jiwa, yaitu cinta atas kasih dan sayang. Mencintai segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
Dalam desain bertema religi pun, cinta atas nama Tuhan atau cahaya ke Esa-an Tuhan kebanyakan digambarkan dengan warna putih, bukan yang lain. Seperti campuran warna RGB (baca: red, green dan Blue) cahaya monitor Anda yang ketika dicampur jadi satu pada angka 255 maka akan menghasilkan warna putih. Bingung ‘kan sama tulisan ini?? Saya justru lebih bingung dari Anda.
Kebenaran hanya milik Tuhan, dan kesalahan adalah milik saya. Mohon maaf jika ada yang kalimat yang kurang berkenan. Silakan dikoreksi atau ditambahkan demi kesempurnaan celotehan ini.
Lambang cinta atau kasih sayang secara universal disepakati berwarna pink atau merah. Tidak percaya? Silakan dibuktikan saat momen valentine—yang diperingati setiap tanggal 14 februari itu. Segala asesoris desain mode, kartu ucapan, poster, hingga casing handphone dianggap “lebih berbicara” jika berwarna pink atau merah. Masih ingat burung Flamingo? burung besar warna pink berleher panjang yang beberapa tahun lalu masih banyak kita temukan sebagai simbolisasi cinta.
Warna pink atau merah di sini berhubungan dengan bagaimana seorang manusia jatuh cinta dengan sesamanya. Dua warna ini mewakili soal pertemuan hati dua insan yang dilanda badai asmara.
Tapi bagi Slank, grup band yang bermarkas di Gang Potlot Jakarta Timur itu, warna cinta belum tentu pink atau merah. Dalam sebuah penggalan liriknya saya menemukan ada tulisan seperti ini; Cinta… itu putih, itu pasti, itu tinggi. Mengapa cinta justru berwarna putih?? “Cinta putih” nya Slank ini menurut hemat saya karena dilandaskan atas kemurnian jiwa, yaitu cinta atas kasih dan sayang. Mencintai segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
Dalam desain bertema religi pun, cinta atas nama Tuhan atau cahaya ke Esa-an Tuhan kebanyakan digambarkan dengan warna putih, bukan yang lain. Seperti campuran warna RGB (baca: red, green dan Blue) cahaya monitor Anda yang ketika dicampur jadi satu pada angka 255 maka akan menghasilkan warna putih. Bingung ‘kan sama tulisan ini?? Saya justru lebih bingung dari Anda.
Kebenaran hanya milik Tuhan, dan kesalahan adalah milik saya. Mohon maaf jika ada yang kalimat yang kurang berkenan. Silakan dikoreksi atau ditambahkan demi kesempurnaan celotehan ini.
SAYA selalu senang mempunyai banyak teman. Banyak teman berarti banyak kesempatan untuk cari pinjaman uang. Hahaha!!! Tapi kenyataannya kok malah sebaliknya ya...?? Justu uang saya yang sering dipinjam. Glek!
Betapa senangnya saya mempunyai sahabat di dunia ini. Sahabat saya tidak banyak jumlahnya, tapi juga tidak sedikit. Sebagian yang saya kenal di Kota Malang saat ini sebagian besar sudah kembali ke asalnya masing-masing, sebagian lagi ada juga yang hijrah ke Jakarta. Sama nasibnya kayak saya.
Saat di Malang dulu, saya sering memperkenalkan sahabat saya dengan dunia maya. Maklum, nggak semua orang akrab dengan internet kala itu. Saya kenalkan sama mereka apa itu yang namanya chatting, apa itu friendster dan sebagainya. Saya mungkin bukan orang pintar di mata mereka, tapi saya suka aja untuk berbagi, apalagi kalo ada sesuatu yang baru.
Sahabat saya ini namanya Fairouz. Di kampus, dia dikenal mahasiswa paling rajin menyambangi Balai Kota atau ke DPRD. Sesekali waktu, dia menyeret saya untuk ikut kesana. Bukan untuk meliput berita atau mencari apa, tapi untuk meneriakkan suara hati seorang mahasiswa. "Satu komando satu tujuan!!!". Kira-kira seperti itulah suara-suara lantang yang kerap saya dengar lewat pengeras suara yang kemudian bernama megaphone itu.
Karena saya sering "diseret", sekarang gantian saya yang menyeretnya. Hahaha... "Ayo wis wayahe awakmu nggawe blog pisan (ayo sudah waktunya kamu buat blog juga)!!", kata saya. "Nggak ada ruginya deh", tegas saya.
Alhamdulillah, dia nurut juga. Sekarang blognya udah jadi. Tulisan-tulisan yang dibuat juga nggak jauh sama dunianya. Ya, dunia aktivis. Saya senang melihatnya. Semoga blognya dirawat dan buah karyanya bisa bermanfaat. Silakan berkunjung ke blognya. Temukan pikiran nakal lagi liar di sana.
Betapa senangnya saya mempunyai sahabat di dunia ini. Sahabat saya tidak banyak jumlahnya, tapi juga tidak sedikit. Sebagian yang saya kenal di Kota Malang saat ini sebagian besar sudah kembali ke asalnya masing-masing, sebagian lagi ada juga yang hijrah ke Jakarta. Sama nasibnya kayak saya.
Saat di Malang dulu, saya sering memperkenalkan sahabat saya dengan dunia maya. Maklum, nggak semua orang akrab dengan internet kala itu. Saya kenalkan sama mereka apa itu yang namanya chatting, apa itu friendster dan sebagainya. Saya mungkin bukan orang pintar di mata mereka, tapi saya suka aja untuk berbagi, apalagi kalo ada sesuatu yang baru.
Sahabat saya ini namanya Fairouz. Di kampus, dia dikenal mahasiswa paling rajin menyambangi Balai Kota atau ke DPRD. Sesekali waktu, dia menyeret saya untuk ikut kesana. Bukan untuk meliput berita atau mencari apa, tapi untuk meneriakkan suara hati seorang mahasiswa. "Satu komando satu tujuan!!!". Kira-kira seperti itulah suara-suara lantang yang kerap saya dengar lewat pengeras suara yang kemudian bernama megaphone itu.
Karena saya sering "diseret", sekarang gantian saya yang menyeretnya. Hahaha... "Ayo wis wayahe awakmu nggawe blog pisan (ayo sudah waktunya kamu buat blog juga)!!", kata saya. "Nggak ada ruginya deh", tegas saya.
Alhamdulillah, dia nurut juga. Sekarang blognya udah jadi. Tulisan-tulisan yang dibuat juga nggak jauh sama dunianya. Ya, dunia aktivis. Saya senang melihatnya. Semoga blognya dirawat dan buah karyanya bisa bermanfaat. Silakan berkunjung ke blognya. Temukan pikiran nakal lagi liar di sana.
KALAU mau mendapat sunnah Nabi, sebaiknya sahurnya di akhir waktu (baca: mendekati waktu subuh). Sebaliknya, kalau berbuka sebaiknya menyegerakan diri, cepet-cepetan.
Sahur hari kedua saya kemarin sungguh mengesankan. Bagaimana tidak, orang saya sudah pasang alarm sekitar pukul 03.00 tapi begitu alarm bunyi nggak sadar alarm itu saya matikan lagi. Untungnya ada kawan yang masih peduli sama saya.
"Hoi, Ton!! kowe sahur ora??!", tanya teman saya sedikit menggertak dengan bahasa Indramayu-nya. Mata saya kedip-kedip. Saya langsung liat jam. Waaaarghh... kesiangan. Jam menunjukkan pukul 04.00 lewat. Untung imsyak wilayah Jakarta masih beberapa menit lagi. Segera saya cari warung terdekat sambil lari menggosh-menggosh (ngos-ngosan) mirip orang ngejar maling.
Lain kali saya harus pake dua atau tiga alarm kayaknya...
Sahur hari kedua saya kemarin sungguh mengesankan. Bagaimana tidak, orang saya sudah pasang alarm sekitar pukul 03.00 tapi begitu alarm bunyi nggak sadar alarm itu saya matikan lagi. Untungnya ada kawan yang masih peduli sama saya.
"Hoi, Ton!! kowe sahur ora??!", tanya teman saya sedikit menggertak dengan bahasa Indramayu-nya. Mata saya kedip-kedip. Saya langsung liat jam. Waaaarghh... kesiangan. Jam menunjukkan pukul 04.00 lewat. Untung imsyak wilayah Jakarta masih beberapa menit lagi. Segera saya cari warung terdekat sambil lari menggosh-menggosh (ngos-ngosan) mirip orang ngejar maling.
Lain kali saya harus pake dua atau tiga alarm kayaknya...
SEBUAH rumah makan sunda—dekat tempat kerja saya—yang baru dibuka beberapa minggu yang lalu kini tampak sepi tak berpenghuni. Pintu pagar besi itu menutup rapat rumah makan prasmanan yang “harusnya” buka Ramadan ini.
Menjelang H-1 Ramadhan ada banner lebar terpampang di depan, tepat di pinggir jalan tempat rumah makan itu berdiri. Dalam banner tersebut ada foto makanan yang bikin lidah kita bisa kumat, ditambah lagi sebuah tulisan yang kira-kira bunyinya seperti ini; “Nikmati berbuka puasa dengan sajian istimewa”. Alhasil, saya sempat kepincut dan ingin mencoba rumah makan baru itu. Apalagi ada embel-embel katanya kita bisa ambil sepuasnya dengan bayar secukupnya. Mantap, bukan?
Pada saat hari pertama Ramadan, rumah makan itu sudah menjadi salah satu target saya. Kalo nggak makan di sana, mungkin saya akan ke sana, ucap saya lirih dalam hati. Pas mendekati tujuan saya kecewa luar biasa, rumah makan incaran saya itu malah tutup, lampunya mati, dan beberapa motor (mungkin milik petugas keamanan atau penjaga rumah makan) sudah terparkir rapi di dalamnya. Ada apa gerangan?
Kenapa banner atau reklame besar itu menipu? Bukankah dia malah menjatuhkan image dia sendiri sebagai rumah makan baru? Saya miris melihat kondisi seperti ini.
Jika kita melihatnya dari sudut pandang strategi komunikasi, seharusnya pengelola rumah makan sunda tersebut jauh-jauh hari sudah jeli dalam memasarkan produknya. Meskipun secara lokasi dekat dengan pusat keramaian (baca: stasiun), tidak menutup kemungkinan akan kalah dalam persaingan. Karena setelah saya mengamati lebih jauh, mungkin rumah makan sunda itu tutup karena tepat di depannya berdiri sebuah restoran besar. Nah lho!
Menjelang H-1 Ramadhan ada banner lebar terpampang di depan, tepat di pinggir jalan tempat rumah makan itu berdiri. Dalam banner tersebut ada foto makanan yang bikin lidah kita bisa kumat, ditambah lagi sebuah tulisan yang kira-kira bunyinya seperti ini; “Nikmati berbuka puasa dengan sajian istimewa”. Alhasil, saya sempat kepincut dan ingin mencoba rumah makan baru itu. Apalagi ada embel-embel katanya kita bisa ambil sepuasnya dengan bayar secukupnya. Mantap, bukan?
Pada saat hari pertama Ramadan, rumah makan itu sudah menjadi salah satu target saya. Kalo nggak makan di sana, mungkin saya akan ke sana, ucap saya lirih dalam hati. Pas mendekati tujuan saya kecewa luar biasa, rumah makan incaran saya itu malah tutup, lampunya mati, dan beberapa motor (mungkin milik petugas keamanan atau penjaga rumah makan) sudah terparkir rapi di dalamnya. Ada apa gerangan?
Kenapa banner atau reklame besar itu menipu? Bukankah dia malah menjatuhkan image dia sendiri sebagai rumah makan baru? Saya miris melihat kondisi seperti ini.
Jika kita melihatnya dari sudut pandang strategi komunikasi, seharusnya pengelola rumah makan sunda tersebut jauh-jauh hari sudah jeli dalam memasarkan produknya. Meskipun secara lokasi dekat dengan pusat keramaian (baca: stasiun), tidak menutup kemungkinan akan kalah dalam persaingan. Karena setelah saya mengamati lebih jauh, mungkin rumah makan sunda itu tutup karena tepat di depannya berdiri sebuah restoran besar. Nah lho!
SORE ini saya dapat tags dari Dee-Stiletto. Tags yang bertema "EMPAT" ini sebenarnya nggak lebih nggak kurang cuma ingin membuka kartu nama saya aja. Hahahaa...
Empat kerjaan:
Empat tempat tinggal:
Empat film yang udah 100x ditonton:
Nggak segitunya..., kalo posting sampai 100x pernah hehehe....
Empat tv show favorit:
Bagi saya TV itu "racun", nggak baik untuk kesehatan otak saya. Nonton TV cuma seperlunya aja
Empat makanan favorit:
Pokoknya makanan khas Jawa Timur. Gado-gado, Soto lamongan/soto madura, Tahu tek, Bakso Malang, urap-urap, Sego Krawu, eh kebanyakan ya...??? tapi selama tinggal di Jakarta lidah saya jadi terbiasa sama masakan orang Tegal, Betawi, sama Sunda.
Empat situs favorit:
Empat target berikut:
Empat kerjaan:
- Bikin infografis dan ilustrasi untuk koran
- Ngeblog (posting dan blogwalking)
- Menjalankan rutinitas (Sholat, makan, minum, tidur)
- Kopdar sebulan sekali (minimal)
Empat tempat tinggal:
Empat film yang udah 100x ditonton:
Nggak segitunya..., kalo posting sampai 100x pernah hehehe....
Empat tv show favorit:
Bagi saya TV itu "racun", nggak baik untuk kesehatan otak saya. Nonton TV cuma seperlunya aja
Empat makanan favorit:
Pokoknya makanan khas Jawa Timur. Gado-gado, Soto lamongan/soto madura, Tahu tek, Bakso Malang, urap-urap, Sego Krawu, eh kebanyakan ya...??? tapi selama tinggal di Jakarta lidah saya jadi terbiasa sama masakan orang Tegal, Betawi, sama Sunda.
Empat situs favorit:
Empat target berikut:
- Elsa: http://yellow-up-yourlife.blogspot.com/
- Mpok Novee: http://noveerasjid.blogspot.com/
- Trendy: http://trendy.rasyid.net/
- Upyl: http://upylisasi.blogspot.com/
BEBERAPA hari yang lalu saya menerima sebuah komen dari Elsa, dia menuliskan bahwa silaturahim itu bisa memperpanjang usia.
Silaturahim, yang dalam konteks dunia blogger adalah kopdar atau gathering baru saya mulai tiga bulan yang lalu. Bertempat di Monas. Chika, penggagas kopdar tersebut, mengaku bahwa kopdar saat itu diadakan untuk menyambut perpisahan Bang Fertob, blogger Jakarta yang akan kembali ke tanah kelahirannya di Sorong, Papua sana. Untuk memudahkan ingatan kami (baca: peserta kopdar), ada yang mengusulkan supaya memberi tags “Montob” dalam setiap postingan kami nanti. Montob adalah akronim dari Monas Fertob.
Kesan saya terhadap kopdar pertama itu sangat menyenangkan. Saya bisa ketemu langsung dengan Ridu, Bena(zio), Ndoro Kakung, Gie (Bandung), dan Mas Edy Caplang (Tangerang). Sebelumnya saya mengenal mereka hanya lewat dunia maya saja. Justru dengan Chika saya malah belum kenal. Ah!! Memalukan sekali, padahal dia kan salah satu seleb blog Jakarta. Chika saat itu saya pikir Chic atau mbak Chichi. Pantas wajahnya beda, wakakaka… Piss ya Chik!!
Pasca kopdar perdana itu, saya mencoba memfollow up mereka—yang masih saya ingat. Maklum, peserta kopdar yang hadir lumayan banyak, sekitar 30an orang. Jadi saya suka lupa kalo mengingat kembali satu per satu. Dari yang belum kenal menjadi kenal, dari yang dulunya sama-sama diam sekarang bisa berbagi canda tawa.
Saya akan mencoba menginatnya kembali; ada Zam (Jogja), Nona Dita (Bogor), Suprie, Sigit, Gage, komunitas Bloger Benteng (Tangerang), Payjo (Tangerang juga), Emyou atau Oelpha, Rama, Lala, dan Imam.
Kopdar lagi
Ada yang bilang sekali ikut kopdar pasti dijamin pingin ikut kopdar lagi. Sepertinya statement itu benar adanya, secara saya telah membuktikannya sendiri. Saat ada kesempatan luang, saya punya inisiatif dan memberanikan diri sebagai penyelenggara kopdar. Alhamdulillah ada saja yang tertarik untuk ikut meskipun jumlah pesertanya tidak harus banyak menurut saya, tapi kualitas kopdar dan kebersamaan itulah yang lebih penting.
Dalam bulan agustus ini saya telah memecahkan rekor saya sendiri. Kalo nggak salah sudah 4-5 kali kopdar. Huffgh!! Lumayan, capek tapi menyenangkan. Banyak hal dan pengalaman seru yang bisa diceritakan.
Masih ada beberapa orang lagi yang saya target untuk kopdar, soalnya dari dulu belum pernah ketemu, ada Hangga(damai) sesepuh Blogor atau Blogger Bogor sekaligus ketua pesta blogger 2008 wilayah Bogor, lalu sama Fenny Bali pecinta Hamster, Yaqien, si desainer logo yang tinggal di Jakarta Selatan itu, dan yang terakhir sama si Mbok alias Venus. Ayo, ayo…, mbok!! kapan nih? Masak di plurk mulu?? Donatnya masih ada nggak? Hihihi
Saya semakin percaya bahwa ikut kopdar yang dibarengi niat silaturahim—menjalin persaudaraan itu dapat memperpanjang usia kita. Bagaimana dengan Anda? sudahkah mencobanya?
UDAH banyak blogger yang menjadi "korban" plurk. Mereka tidak lagi bisa merangkai kalimat panjang atau membuat tulisan lebih dari 3 paragraf.
Salah satu blogger Jakarta yang saya kenal mengaku; saat ini dia sedang kesusahan menulis kalimat panjang. Semua hal dan pengalaman sehari-harinya udah dia ceritakan lewat Plurk. Apa itu plurk? Plurk adalah microblogging yang memungkinkan kita untuk mengirim pesan ke jaringan atau teman kita. Namanya saja microblogging, kita hanya bisa membuat tulisan paling banter 140 karakter.
Saya juga termasuk doyan plurk, lihat saja pada sidebar kiri blog saya. Plurknya selalu update. Dalam semalam saja, saya bisa bikin thread sampe 30 lebih. Sebenarnya ikutan plurk itu bisa dikatakan penting dan nggak penting sih. Tapi ambil aja sisi positifnya. Untuk mengetahui plurk saya, klik di sini.
Sebagai blogger sejati, sebaiknya kita tidak meninggalkan aktivitas kita untuk posting dan blog walking. Janganlah plurk dijadikan alasan utama untuk tidak mengupdate blog. Toh meskipun saya saat ini main plurk, buktinya saya masih bisa posting 32 kali dalam bulan agustus. Alhamdulillah, mungkin saya masih diberi kesempatan atau waktu untuk menulis kali yaa...?
Mari kita menulis dan terus menulis. Mari menulis untuk berbagi. Seperti desain banner di blognya Hangga, ketua Blogor (Blogger Bogor) sekaligus ketua Pesta Blogger 2008 untuk wilayah Bogor.
Salah satu blogger Jakarta yang saya kenal mengaku; saat ini dia sedang kesusahan menulis kalimat panjang. Semua hal dan pengalaman sehari-harinya udah dia ceritakan lewat Plurk. Apa itu plurk? Plurk adalah microblogging yang memungkinkan kita untuk mengirim pesan ke jaringan atau teman kita. Namanya saja microblogging, kita hanya bisa membuat tulisan paling banter 140 karakter.
Saya juga termasuk doyan plurk, lihat saja pada sidebar kiri blog saya. Plurknya selalu update. Dalam semalam saja, saya bisa bikin thread sampe 30 lebih. Sebenarnya ikutan plurk itu bisa dikatakan penting dan nggak penting sih. Tapi ambil aja sisi positifnya. Untuk mengetahui plurk saya, klik di sini.
Sebagai blogger sejati, sebaiknya kita tidak meninggalkan aktivitas kita untuk posting dan blog walking. Janganlah plurk dijadikan alasan utama untuk tidak mengupdate blog. Toh meskipun saya saat ini main plurk, buktinya saya masih bisa posting 32 kali dalam bulan agustus. Alhamdulillah, mungkin saya masih diberi kesempatan atau waktu untuk menulis kali yaa...?
Mari kita menulis dan terus menulis. Mari menulis untuk berbagi. Seperti desain banner di blognya Hangga, ketua Blogor (Blogger Bogor) sekaligus ketua Pesta Blogger 2008 untuk wilayah Bogor.
Subscribe to:
Posts (Atom)