Cita-cita Semu


Jakarta. Apa yang hendak saya singgung soal Jakarta. Jakarta itu kotor dan berpolusi. Jakarta itu liar, seperti hutan. Jakarta itu mewah bak istana. Jakarta itu pusat, seperti pusar pada tubuh manusia. Jakarta itu pujian serta cacian. Jakarta itu Ibukota Indonesia. Mo..no..po..li..

Malang. Kota yang dulunya dingin dan sejuk. Malang tempat saya belajar berdiskusi dan berkoar-koar di depan gedung Dewan. Malang banyak berdiri ruko dan distro. Malang dihuni banyak kaum muslim. Malang kota besar sekaligus kota pendidikan terbesar setelah Surabaya di Jawa Timur. Malang masih kota yang saya rindukan hingga kini.

Tentu saja, sebagai pendatang baru di Jakarta saya juga sempat mengalami shock culture. Bisa dibayangkan, wong kampong(an) dari Malang yang menginjakkan kaki di kota besar. Kehidupan multikultural dan benturan peradaban yang kemudian menjadi makanan saya sehari-hari. Kerinduan akan udara bersih dan lingkungan asri yang kerap menghantui saya di akhir pekan—dimana saya pada hari itu justru tidak dapat jatah libur kerja.

Saya kini menjadi orang media. Dunia dimana hari minggu tidak ada bedanya dengan hari-hari biasa. Saya tidak pernah menduga kalo Tuhan mendesain garis kehidupan saya seperti ini. Sungguh kuasa ada di “’tangan”-Nya.

Saat saya masih bocah—dengan pikiran yang tentunya masih polos itu—saya menginterpretasikan Jakarta adalah segudang mimpi, tempat dimana si kaya berkumpul menjadi satu. Dimana orang harus bersepatu kinclong (bagus) kalo mau keluar rumah. Maklum, terpaan arus informasi saat itu tidak sedahsyat yang kita rasakan sekarang.

Dalam konsep Jakarta yang saya kenal saat ini, tentunya tidak pantas disebut Ibukota jika tidak ada kesenjangan sosial atau kriminalitas didalamnya (kok saya tiba-tiba teringat Gotham City pada film Batman sih). Masih banyak hal yang harus dipelajari sebelum kita meyakinkan diri dan beralih KTP menjadi warga Ibukota.

Jakarta yang menjadi sarangnya segala hal—yang berbau duniawi sekaligus ukhrawi tentu saja—mengiming-imingi mereka, calon pendatang baru yang ingin mengadu nasib. Sayang, rasanya mencapai tujuan hidup yang idealitas, cita-cita berkipas uang kertas sepertinya bukan kalimat yang pas. Di tengah-tengah bayangan semu yang menghantui setiap waktu.


Mereka yang mampu bertahan dan bisa membaca peluang adalah pemenangnya. Karena ratusan otak pintar diproduksi tiap hari, termasuk para pakar atau jago gambar juga demikian. Saling berkompetisi demi menggapai cita-citanya. Benarkah Jakarta sudah seperti ini? Kalo sudah Jakarta selanjutnya mana lagi?


(Cacian, makian, pujian atau dukungan terhadap Jakarta saya persilakan. Tapi demi kebaikan bersama, solusi cantik atau pencerahan sebaiknya disertakan juga)

Gambar
diolah dengan adobe photoshop. Diambil dari:
http://www.indonesia-tourism.com/jakarta/map/jakarta-800.gif, http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/ce/Monas_view_from_Gambir_station.JPG

22 blogger komat-kamit:

Anang said...

jakarta, 70% perputaran uang ada disana. kota yang rakus.

diorockout said...

Ke jakarta aku kan kembali..
huuf..

citra said...

Siapa suruh datang jakarta. . .
-nyanyi-
:D

Antown said...

@anang: saya pingin liat mas datanya ada nggak?
@dio: maksa banget hihihi
@citra: hayoo? siapa suruh. Nggak usah ke Jakarta deh kalo pingin cari duit. Jadi selebriti cukup ngeblog aja huhuhu

Anonymous said...

saya SANGAT tidak bercita-cita kerj ke Jakarta. ndik Nganjuk ae. mbangun kuto dewe luwih puas...

UpyL said...

Saya ndak bisa komen soal Jakarta. Di Surabaya aja rasanya uda gini,apalagi Jakarta ya ?? Emang lebih enak di Malang kok :( *wondering

Anonymous said...

wah, sesama pendatang yang belom memutuskan buat berganti KTP Jakarta yo, mas? nanti klo ada operasi yustisi kita ketangkep bareng dong... hehehe...

Paams said...

Jakarta... hix hix dari umur 3 bulan udah disini...
panas, pengen ketempat dingin ... huhuhu...
Jakarta itu pinter akting. di luar megah, orang2nya kaya raya, tapi di dalem jakarta itu rapuh banget... sama masalah.

Anonymous said...

Semua-semua harus di Jakarta. oh ya buka rahasia lagi bahwa tempat berkumpulnya koruptor adalah Jakarta. Bagaimanapun saya tetep cinta Kota Jokja.

elly.s said...

tetap kangen jakarta....
secara kita sekarang lagi tinggal dikampoooonnng(an)

Unknown said...

Ibu Tiri amatLah keJam,
Lebih keJam Ibu Kota...DKI Jaya.
(Lagunya PHB "Pemuda Harapan Bangsa")

Jakarta... hmmmm...
ga ada keindahan,,,
tempat paling gampang ngumpuLin dosa...he,he,

Anonymous said...

jakarta itu sebelah mana ya..?
*garuk-garuk kepala*

Anonymous said...

jakarta sama saja dg metropolitan lain di dunia. ciri kota besar ya kompetisi dan hidup lebih keras. tapi selain bikin stress, lihatlah peluang yang diberikan jkt, buktinya anton bisa bekerja dan cari duit di jkt juga kan. bukannya sekarang kamu yg sudah menaklukkan jkt. hebat dunk!

Anonymous said...

weee..emoticonnya keren :cool:

rezkitrianto said...

kangen malang..ayo pulang ke malang..kita kopdar..hehehe

Anonymous said...

Inget lagunya Iwan Fals..."Jakarta"...liriknya pas banget tuh :)

Fahmi FR said...

mau tau definisi kaya-miskin paling jelas? datanglah ke Jakarta... tinggal lihat saja, parade kehidupan yang... entahlah...

Mungkin kamu perlu merasakan dekapan hangat mentari pesisir Cirebon, hehehe... masih minat maen ke Cirebon? Ditunggu...

Anonymous said...

Assalamualaikum,

Sebenarny Jkrta kota yg sgt mnyenangkn, unik lagi. Saking uniknya byk tumpah ruah kultur disni, yup mgkn cara msg2 dr kita beradaptasi dgn perbedaan. Jgn dibkin bete town, Jakarta mank suka aneh:D

christi said...

kliatannya image jakarta sdh bener2 buruk...macet, kotor, tp kl utk gampang ngumpulin dosa ga cm di jkt kok, smuanya tgt individu yg njalani...kl mau mbnahi ya hrs kompak antara raky en pmrintah..krn kl cm mem-push pemerintah aja utk ini itu jg ga adil..kl dlm diri kita sndiri jg ga ada niat utk brubah jd baik

Republik Gaptek said...

Kota Jakarta, kota kejam mas, saling sikut gak jelas

Antown said...

@precious: semoga aman *cari karung buat nutupi*
@laporan: kalo saya main kesana, kopdar yuk mas
@ernita: masih proses mbak, kan nggak tahu sampe kapan saya ada di sini
@sha: tengkyu sha

brainwashed said...

emang mas, klo saya boleh milih, pengennya cari duit di jakarta tapi tempat tinggal saya di bantul atau di solo..(jadi klo berangkat kerja naik jet tempur, hahaha :p )
betah-betahin aja mas di jakarta, saya yakin mas antown bisa meraih cita-cita mas disini. Seburuk apapun imej jakarta, pasti ada sisi baiknya. Nyok bareng-bareng kite jage n jadiin kote jakarte yang beradab..

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda. Terima kasih.

 
;