Commercial Art or What?



Melihat poster pameran fotografi wartawan ANTARA di kantor, saya tiba-tiba ingin bercerita soal poster yang menghias girlan (pinggir jalan) Matraman, Jakarta. Dalam sepekan ada mungkin dua sampai tiga kali tembok--yang sudah kotor--itu ditempeli berbagai poster. Bukan poster rokok atau operator seluler yang saya dapati, melainkan poster komersial yang mempromosikan terbitnya majalah atau tabloid edisi terbarunya.

Jelas-jelas ini vandalisme menurut saya, karena poster ini tidak mengindahkan tata ruang kota. Bahkan mungkin poster-poster itu tidak ada ijin tempelnya. Biasanya mereka yang bertugas nempel poster itu datang pagi-pagi atau malam sekalian. Nunggu pemakai jalan rada sepi biar nggak ada yang usil nanti.

Sebenarnya poster buatan mereka sudah bagus secara desain. Pemilihan warna, pengaturan komposisi, dan ide-ide sudah cukup nakal. Bahkan, saya sering tiba-tiba berhenti mendadak (saat jalan kaki)--seakan dipaksakan untuk mengamati keindahan pesan visualnya semata.

Kalo emang karyanya bagus tapi nggak pas peletakannya kan ya percuma saja. Itu namanya merugikan orang lain menurut hemat saya. Repot memang Indonesia ini. Poster dan reklame bertebaran dimana-mana. Kota yang kabarnya mau diikutkan perlombaan adipura kok malah dinodai.

Andai saja saya hari ini menjadi bagian dari pemkot (semoga tidak), saya akan menyumbangkan ide supaya dibuat peraturan yang jelas dan menindak tegas siapapun yang melanggarnya. Saya pikir karya komersial juga akan dihargai kalo ditempatkan pada tempatnya.
Salam kreatif!!
(Gambar di atas hanya ilustrasi saja, diambil dari http://www.visualresistance.org/wordpress/images/saw2006_pittsburgh1.jpg)

14 blogger komat-kamit:

Anang said...

*komen standar awal bulan*
hmm benar2 blogger kaffah, berprinsip. dan teguh pada prinsipnya.... nunggu ampe Q, V, X, Z.. hehe

Anonymous said...

memang harus pada tempatnya..

nindya said...

hehehe..kreatif yg salah tempat tuh.

christi said...

poster salah tempat emang banyak en nyebelin..apalagi poster utk kampanye yg udah jadul krn foto sosok yg ditempel kalah..tp tetep aja foto snyum supermanis masih menghiasi kota..

Anonymous said...

Lucunya setelah poster dipasang lupa dicabut. Tanya kenapa?

Nieke,, said...

Iya nih,
buruknya lagi saya bahkan sempet liyat itu spanduk2 komersil juga menutupi salah satu spanduk informasi angkutan umum,
huh, kayanya harus bener2 ditertibkan x-(

Kalo yg poster2 gitu juga banyak di kampus saya,
tp tiap minggu ada waktu 'pembersihan' jg,
biar gak numpuk dan makin merusak pemandangan

gitaregi said...

ih itu keren taooo...
tapi iya si ga bagus..
hahaha plin plan...

rezkitrianto said...

Oh ya.vandalisme tu apa yakh?bingung

escoret said...

kreatif macam2 bung..!!!!
dan kreatif,banyak cara,.....


percaya deh..
*maksa*

Sinopi said...

praturan siy spt nya udah ada, secara ini ibukota, jd ga mgkn bgt kl gada praturan..
tp tau sndr lah.. di negri ini praturan utk dilanggar, bukan dita'ati..
*ngkali.. ini kata gw siy..*

Anonymous said...

poster2 itu memang buat wajah kota makin kumuh. spanduk-spanduk yg berseliweran juga sama saja. kota yg udah ruwet jadi makin semrawut

Antown said...

@all: saya mau posting lagi tapi kok fasilitas add picture hilang ya? apa semua pada ngalamin kayak gini?

dee said...

berantakan skalee, mas..
kesannya jorok dan kotor

diana bochiel said...

emang lo mo cari apa di blog gw..
hehehehe

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar Anda. Terima kasih.

 
;