Berani dengan Warna
Saya masih ingat, dulu waktu masih duduk di bangku SD guru gambar saya mengatakan kalo warna gunung itu harus biru, kalo matahari itu harus kuning. Maklum, saat itu masih lugu jadi tidak bisa protes. Lambat laun saya mulai sadar bahwa ternyata gunung itu kumpulan dari pohon, tanah dan batu, jadi kalo tampak jauh wajar warna yang muncul adalah biru. Tapi kalo gunung yang dimaksud adalah gunung kapur? belum tentu warnanya biru lagi.
Proses pembelajaran (baca: pen-dikte-an) soal warna hemat saya tidak bisa dipaksakan. Seorang pengajar seni atau guru gambar sebaiknya memberikan kebebasan terhadap siswa didiknya untuk berkreatifitas semaksimal mungkin. Pemilihan dan bentuk warna yang dipaksakan akan menghambat daya imajinasi si anak--tentu ini tidak bagus bagi perkembangannya di kemudian hari.
Dalam psikologi warna, kita dapat mengetahui bahwa anak kecil cenderung untuk menggunakan warna-warna yang terkesan ceria misalnya merah, kuning, biru (warna primer). Jadi biarkan saja mereka bermain warna. Anak kecil dengan kebebasan mengkomposisikan warna-warni sebaiknya kita mulai sejak dini.
Belum tentu warna rambut selalu hitam. Mungkin kita semua sepakat. Tapi waktu kita masih kecil dulu? tahunya warna rambut ya hitam. Padahal kalo sudah tua jadi uban (baca: putih). Sedangkan rambut orang non asia apakah hitam? Frame of reference si anak juga harus mulai dibuka dari sekarang.
Kalo kemudian warna rambut menjadi hijau atau biru?? salahkah? atau justru indah? iseng-iseng saya menggambar ini dengan memakai pensil warna faber castell aquarel.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
13 blogger komat-kamit:
waah...itu gambar kamu yg buat??? cantik sangat euuuy...boleh niy order???
cak saya ini jg pengen dibikinkeun.. heuheuheu..
Iya tuh!
anak lelakiku yg umur lima tahun pernah dimarahi gurunya gara2 mewarnai matahari dgn warna hijau..pdhal itu kan menunjukkan kreativitas, dasar gurunya aja yg rese..
(Ini komentar apa curhat, to??)
@ichaawe: iya saya yang buat, boleh2 aja..
@anang: ayo kapan? hehe
@astrid: curhat gakpapa kok
Aduh..ckck..gambarnya bagus euy..ajarin..
yang penting kalo buat anak kecil, bebasin aja imajinasi mereka.Suka2 mo ngegambar apa.Lama2 mereka toh sadar, mereka akan mengerti dgn sendirinya spt bahwa warna hitam (mayoritas) utk rambut, dan lain2-nya.
jadi ingat waktu dulu punya pensil warna faber castell hadiah ortu isi 24. kotaknya dari kaleng. pernah coba gak pakai pensil warna prismacolor? warnanya lebih nyampur alias blendable gitu. buat shading juga oke banget
Dulu saat ada pelajaran lukis guru pembimbing bu elis nanik, pernah berkata: mengharamkan warna hitam????? dan aQ membantanya dengan berkata "warna hitam itu berani buK" dan pak farid pun membolehkan pendapat saia.
Gimana ni oOm pendapat oOm antonw sendiri dengan warna hitam yang menjadi konflik para guru kita!!!
jadi inget pak Tino Sidin, beliau jg ngasih kebebasan buat anak2 mau ngasih warna apa aja pada gambarnya..
Boleh aja menggambar dengan segala kreativitas yang kita miliki. Asal jangan lupa pas nanti muat berita soal partai trus gambar sama warnanya ketuker sama partai lain. Bisa dituntut tuh Koran kita.
kebebasan memang adakalanya terbatas, tapi kalo salah warna dalam penempatan gambar partai atau logo itu bisa fatal. kan semua warna ada kode-kodenya, jadi ya harus teliti untuk menggambarnya
wah kalo rambut dicat hijau bisa-bisa dapet nilai merah. Tapi ada moral juga dibalik itu, bahwa rambut siswa-siswi tidak patut dicat hijau :) let's look at the bright side! mengenai gunung, g setuju bangeth.
waktu kecil, saya pernah gambar gunung pake crayon orange.. eh dibilang salah.. mana ada gunung warnanya orange, begitu kata guru saya waktu itu.. padahal gunung yang terbakar, dari jauh, akan terlihat orange.. hihi ngeles bgt yah..
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar Anda. Terima kasih.